Libatkan Penjahit lokal, Bupati Muba Siapkan 10 Ribu Masker Gratis

SEKAYU, PUBLIKZONE.COM --- Ketersediaan masker dan hand sanitizer di Musi Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel), mulai mengalami kelangkaan. Bahkan petugas medis yang sangat membutuhkannya pun juga sulit untuk mendapatkannya.

Mengahadapi situasi seperti ini, Bupati Musi Banyuasin Dr. H. Dodi Reza Alex Noerdin mengambil kebijakan dengan mengajak para penjahit di Muba membuat masker berbahan dasar kain.

Meski masker kain tidak sebaik masker bedah atau masker N95, Namun masker buatan sendiri dipilih sebagai upaya terakhir ketika tidak ada alat pelindung yang tersedia.

Menurut Dodi, penjahit lokal sengaja dilibatkan untuk membuat 10 ribu masker kain melalui Program Gerakan Masker Muba yang difasilitasi oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) bersama Dekranasda Muba.

"Masker ini nantinya akan kita bagi bagikan ke masyarakat Muba secara gratis. Dalam waktu dekat akan kita luncurkan Gerakan Masker Muba yang merupakan turunan dari Masker World di dunia," katanya.

Dijelaskan Dodi, para tenaga kesehatan dan yang sakit masih disarankan untuk menggunakan masker medis.  Hal ini bertujuan membentengi diri hingga tidak ada penularan.

"Nah yang tidak ada gejala sakit, yang kondisinya sehat kita himbau dengan Gerakan Masker Muba. Mereka dihimbau tidak mencari dan membeli masker medis, masker tersebut sangat mahal dan lebih dibutuhkan oleh fasilitas-fasilitas kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas. Masker medis ini sekali pakai langsung buang. Makanya bagi yang sehat saya gerakkan memakai masker kain yang bisa dicuci sehingga bisa dipakai berkali-kali. Sekaligus kita  berdayakan UMKM khususnya para penjahit di Sekayu untuk memproduksi masker kain ini, agar membantu sumber pendapatannya,” bebernya. 

Dodi sadar wabah virus corona juga berdampak pada pendapatan pedagang kecil, sektor informal termasuk penjahit. "Langkah ini sekalian  membantu sosial ekonomi para penjahit. Kita rinci,  pembuat masker kain mendapat Rp 3.500 per masker untuk ongkos kerja. Ke depan bila memungkinkan ongkosnya kita naikkan menjadi Rp 5.000 untuk 1 masker. Ini bisa dipakai berkali-kali," terangnya. 

Dodi berkeyakinan, Gerakan Masker Muba  dapat membantu memutus penyebaran virus corona. "Bahwasanya beberapa waktu lalu, muncul pendapat jika yang sehat tidak perlu memakai masker. Namun seiring informasi yg lebih maju, sekarang orang yang terpapar virus pun terkadang tidak merasakan gejala sakit apapun. Tidak ada jaminan bahwa orang yang merasa sehat berarti tidak membawa virus. Maka sebaiknya siapapun yg merasa sehat tetap memakai masker kain saat keluar rumah, untuk mencegah percikan liurnya mengenai orang lain. Tentu ini bisa sukses jika semua orang melakukan hal yang sama. inilah yang mendasari Gerakan Masker Muba. Hanya jika kita semua bersama2 melakukannya maka usaha menyetop penyebaran virus ini bisa berhasil.

Ketua Dekranasda Muba, Thia Yufada menyebutkan, akan berperan maksimal untuk gerakan masker Muba. "Ini langkah konkrit dan gerakan nyata untuk meminimalisir serta mencegah penularan covid-19," kata Thia.

Wanita Inspiratif Sumsel ini menambahkan gerakan masker Muba ini juga dapat meringankan beban UMKM khususnya penjahit di Muba yang saat ini terdampak akibat wabah covid-19. "Semoga gerakan masker Muba ini bermanfaat untuk warga Muba, serta warga Muba terhindar dari wabah Covid-19," harapnya.

Plt Kadisdagperin, Azizah SSos MT mengatakan, saat ini sudah ada puluhan penjahit yang mendapat order 10.000 masker tahap pertama.

"Tahap pertama 10 ribu buah akan dibagikan gratis untuk masyarakat Muba. Masker kain digunakan bagi masyarakat yang sehat, tujuannya untuk back-up kelangkaan masker medis," pungkasnya. (SBG).

Posting Komentar

0 Komentar