Waspada Penyakit Akibat Kabut Asap!

Penulis : Winda Loren Siagian, Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) masih terus terjadi di Indonesia terutama di provinsi Sumatera Selatan, Riau, Jambi , Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), kebakaran yang terjadi sepanjang tahun 2019 telah menghanguskan lahan seluas 857.756 ha.

Di provinsi Sumatera Selatan sendiri, luas lahan yang terbakar mencapai 52.716 ha. Kondisi ini menyebabkan sebagian wilayah dalam provinsi diselimuti kabut asap. Data yang dirilis Dinas Lingkungan Hidup dan Pertahanan menunjukkan bahwa udara di Sumatera Selatan hingga tanggal 21 oktober 2019 lalu, masih berstatus tidak sehat dengan nilai ISPU mencapai angkat 147.

Kualitas udara yang buruk, tidak hanya memberikan dampak negatif pada kesehatan masyarakat, tapi juga dapat menyebabkan kematian dini. Ganguan kesehatan akibat asap, banyak didominasi oleh anak-anak. Seperti kasus yang belum lama terjadi di Palembang, yaitu seorang bayi meninggal dunia akibat Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Dari sini, mari kita pahami dampak dan bagaiman cara melindungi diri dari kabut asap.

1. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan).

ISPA merupakan infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokkan, hidung, dan paru-paru dan berlangsung kurang lebih 14 hari. Pada dasarnya ISPA disebabkan oleh virus, tetapi secara tidak langsung kabut asap merupakan salah satu penyebab terjadinya ISPA. Udara dengan kualitas yang buruk disertai dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah dapat menyebabkan seseorang lebih rentan terkena penyakit seperti penyakit yang menyerang saluran pernafasan.

2. Asma.

Asma biasanya terjadi karena adanya factor genetik atau keturunan, namun kualitas udara yang buruk juga dapat mengakibatkan sesorang terkena asma. Partikel kecil yang dibawa kabut asap sangat berisiko masuk melalui saluran pernafasan dan membuat seseorang mengalami kesulitan dalam bernafas.

3. Iritasi Mata.

Selain ISPA dan Asma, kabut asap juga dapat menyebabkan iritasi pada mata. Umumnya mata akan menjadi merah dan berair. Dalam kondisi ini, penderita diharapkan untuk tidak berkendara. Sebab selain akan memperburuk kondisi mata, pengendara dikhawatirkan mengalami kecelakaan karena jarak pandang terbatas akibat iritasi mata.

Setelah mengetahui dampak kesehatan dari kabut asap, kita harus tau bagaimana melindungi diri dari dampak buruk kabut asap. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, berikut merupakan cara untuk melindungi diri dari dampak kabut asap:

1. Mengurangi aktivitas di luar ruangan.
Kurangi aktivitas diluar rumah terutama jika nilai indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berada pada level 200-300 atau masuk kategori tidak sehat dan diatas 300 berbahaya. Selalu menutup jendela dan pintu rumah rapat-rapat untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam rumah.

2. Menggunakan Masker.
Sebaiknya gunakan Masker atau respirator bila beraktivitas di luar ruangan. Perhatikan cara penggunaan masker yang benar agar efektivitas proteksi filter atau penyaring partikel dapat berfungsi dengan baik.

3. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Terapkanlah PHBS seperti makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, cuci tangan setelah melakukan aktivitas umum.

4. Perbanyak minum air putih.
Minum air putih yang cukup dapat membantu membuang racun dari tubuh, cairan tubuh yang cukup juga memicu kelembapan yang dapat membantu menyerap polusi yang masuk ke dalam tubuh agar tidak meluas.

5. Konsultasi ke Sentra Pelayanan kesehatan.
Segera ke sarana pelayanan kesehatan apabila mengalami kasulitan bernafas atau gangguan kesehatan lainnya. Jangan lupa menerapkan langkah-langkah pencegahan diatas, untuk untuk melindungi diri dari dampak kabut asap.

Posting Komentar

0 Komentar