SERING TERJADI! AYO MENGENAL GANGGUAN KESEHATAN MENTAL LEBIH JAUH

PENULIS: LISA. M, MAHASISIWI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Bagi banyak orang, persepsi sehat hanya terbatas pada sehat secara fisik saja. Padahal, menurut WHO (World Health Organization) lebih luas, sehat merupakan keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan (cacat) saja. Kesehatan mental tak kalah penting dari kesehatan fisik karena dengan mental yang sehat, seseorang bisa memenuhi kebutuhan rohaninya yaitu mendapatkan kebahagiaan hidup dan ketenangan jiwa.

Seseorang dengan kondisi mental yang baik akan bisa mewujudkan keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, ia akan sanggup menghadapi masalah-masalah yang terjadi dalam hidupnya, serta selalu merasa positif. Lebih lanjut, sehat baik secara fisik, mental dan sosial ini akan membuat masyarakat hidup produktif. Jika salah satu dari ketiga kriteria sehat tersebut terganggu, maka produktifitas masyarakatnya juga akan terganggu.

Gangguan kesehatan mental sendiri merupakan penyakit yang mempengaruhi emosional, pola pikir serta perilaku penderitanya. Di Indonesia, sebagian besar masyarakat hanya mengenal orang dengan gangguan mental ialah orang yang sakit jiwa (orang gila). Lebih dari itu, ada beberapa jenis gangguan mental yang sering terjadi diantaranya depresi, skizofrenia, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, dan gangguan tidur. 

1) Depresi merupakan gangguan suasana hati yang membuat penderitanya terus-menerus merasa sedih.

2) Skizofrenia merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya tidak dapat membedakan antara kenyataan dan pikirannya sendiri. Penderita mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir dan berperilaku.

3) Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental dimana penderita terus-menerus mengalami cemas dan rasa takut secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan penderita mengalami gangguan panik yang sulit dikendalikan.

4) Gangguan bipolar merupakan gangguan mental dimana penderita dengan mudah mengalami perubahan suasana hati. Ia akan mudah merasa sedih dan putus asa pada suatu waktu, dan akan menjadi sangat senang diwaktu yang lain.

5) Gangguan tidur merupakan perubahan pada pola tidur yang mengganggu kesehatan dan kualitas hidup penderitanya. Contoh gangguan ini ialah insomnia (sulit tidur) dan narkolepsi (mudah tidur).

Berdasarkan data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, prevalensi rumah tangga dengan anggota yang menderita psikosis sebesar 7/1000 dengan cakupan pengobatan 84,9% sedang prevalensi gangguan mental emosional pada remaja berumur >15 tahun sebesar 9,8%. Angka ini meningkat dari tahun 2013 yaitu sebesar 6%. Hal ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, jumlah remaja yang mengalami masalah psikis semakin banyak.

PENYEBAB GANGGUAN MENTAL

Gangguan mental bisa terjadi karena faktor psikologis dan biologis. Diantara faktor psikologis yang dapat menyebabkan mental terganggu yaitu traumatik, broken home, tidak bisa beradaptasi, perasaan rendah diri, marah atau kesepian.

Diantara faktor biologis yang dapat menyebabkan mental terganggu yaitu gangguan fungsi sel saraf di otak, infeksi, genetik, penggunaan NAPZA, serta kekurangan nutrisi. Kondisi yang membuat seseorang tertekan juga memungkinkan seseorang itu terganggu kondisi mentalnya seperti putus cinta, kondisi ekonomi, tekanan dari orang disekitar, sakit yang berkepanjangan dan lain-lain.

GEJALA GANGGUAN MENTAL

Adapun gejala jika seseorang menderita gangguan mental adalah makan dan tidur terlalu sedikit atau banyak, menarik diri dari orang lain, tidak bersemangat dan putus asa, sering mengalami perubahan mood, merasa bingung, cemas, takut, marah, berpikir untuk menyakiti diri sendiri, kecanduan nikotin dan alkohol, berperilaku tidak wajar, delusi dan halusinasi.

PENCEGAHAN GANGGUAN MENTAL

Gangguan mental dapat dicegah dengan tetap berkomunikasi dengan orang lain, terus berpikir positif, tetap aktif secara fisik, saling membantu orang lain, cukup tidur dan istirahat, tidak putus asa dalam menghadapi masalah, serta mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Kita sendiri bisa menjaga kesehatan mental dengan melakukan beberapa hal dalam kehidupan sehari-hari seperti jika mempunyai masalah dibicarakan bersama dan jangan dipendam sendiri, rajin olahraga, melakukan hal-hal menyenangkan yang positif, dan makan makanan yang sehat. Selain itu, kita perlu memiliki sikap-sikap seperti menghargai diri sendiri, menerima keterbatasan diri dan orang lain, memahami bahwa setiap tingkah laku ada penyebabnya, serta memahami pentingnya aktualisasi diri. Tak kalah penting, meningkatkan religiusitas dan kebermaknaan hidup memiliki peranan dalam menjaga diri dan mewujudkan kesehatan mental.

PENGOBATAN GANGGUAN MENTAL

Untuk pengobatan pasien dengan gangguan mental tergantung dari tingkat diagnosis penyakitnya. Diantara pengobatan nya adalah terapi perilaku kognitif yang tujuannya mengubah pola pikir negatif penderita menjadi positif, pemberian obat-obatan seperti antidepresan, antipsikotik, pereda cemas, mood stabilizer dan disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat.

DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL

Pendiagnosisan gangguan mental tidak bisa dilakukan sendiri, harus dilakukan oleh psikiater dengan melalui beberapa pemeriksaan medis kejiwaan baik secara fisik maupun penunjang seperti tes darah. Ketika orang merasakan beberapa gejala dari gangguan mental ini, seringkali orang tersebut langsung mendiagnosis dirinya sendiri (self-diagnosis) sehingga mengakibatkan orang tersebut mengambil langkah yang salah dalam hidupnya, seperti menggunakan NAPZA, menyakiti dirinya sendiri, bahkan mengambil langkah ekstrem seperti bunuh diri. Oleh karenanya, penting untuk tidak melakukan self-diagnosis dan akan lebih baik melakukan konseling langsung ke psikiater.

Posting Komentar

0 Komentar