PRABUMULIH, PUBLIKZONE -- Pemerintah kota Prabumulih kini mulai berbenah, tak hanya dalam sistem informasi keterbukaan informasi di Organiasasi Perangkat Daerah (OPD) di setiap instansi pemerintahan, Keseriusan juga tampak dalam penanganan kelayakan Bangunan Pasar Traditional Modern (PTM II) yang akan diserah terimakan kepada pedagang.
Setelah sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi menyambangi Pemerintah kota Prabumulih untuk melakukan Fungsi Koordinasi dan sosialisasi Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) terhadap OPD yang dinilai paling rawan menjadi sasaran praktek korupsi
Kini, giliran Tim Independen dari Universitas Sriwijaya (UNSRI) didampingi tim dari Inspektorat kota Prabumulih, melakukan pemeriksaan bangunan gedung PTM II yang terletak di wilayah Jalan Jenderal Sudirman depan PTM I kota Prabumulih, Sabtu (07/04/2018) siang sekitar pukul 11 WIB.
Diketahui, Helmi Akhi yang merupakan Ketua Jurusan Teknil Sipil UNSRI bersama Tim lain melakukan pemeriksaan dan pengukuran setiap sudut ruangan gedung bertiga lantai tersebut. Meski belum menyebutkan secara rinci hasil pemeriksaan, namun Helmi mengatakan pihaknya hanya diminta melakukan pemeriksaan gedung PTM II yang telah menghabiskan anggaran sekitar Rp 58 miliyar tersebut.
“Kita hanya diminta untuk melakukan pengecekan fisik dan struktur bangunan gedung sudah laiak atau belum untuk difungsikan. Terutama soal kekuatan pondasi tiang utama gedungnya,” jelas Helmi, ketika dibincangi di sela-sela melakukan pemeriksaan struktur bangunan gedung PTM II Prabumulih.
Dikatakan Helmi, untuk mengetahui kelaikan gedung pihaknya masih perlu melihat data gambar struktur bangunan dan data perencanaan pelaksanaan gedung PTM II.
“Seperti untuk mengetahui data sondir, yakni mengetahui ketahanan dan kekerasan tanah serta apakah pada pelaksanaannya memakai struktur data setempat, data dangkal, dan data dalam. Disitu nanti ketahuannya,” tandas Helmi.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ada beberapa tahap pemeriksaan yang dilakukan pada pembangunan gedung PTM II yang dikerjakan selama sekitar 2 tahun sejak tahun 2016 lalu, salah satunya material kerangka besi yang digunakan pada pondasi tiang utama gedung, pada saat pelaksaan.
“Dan itu kita masih menunggu gambar dan data spek gedung, supaya sinkron. Ya jika datanya sudah ada, mungkin sekitar 2 minggu dan atau paling lambat 1 bulan untuk mengetahui hasil pembangunan gedung laiak atau tidak. Kalu sekarang belum bisa kita simpulkan,” tegas Helmi
Sementara itu, Imron salah satu anggota tim yang lainnya menyebutkan bahwa secara struktur dan design bangunan gedung PTM II yang sebelumnya sempat dihebohkan dengan hilangnya ratusan pintu rolling door lapak toko dan belasan penutup siring drainase (parit) samping gedung, sudah cukup.
“Secara kasat mata, struktur dan design bangunan gedung sudah cukup. Namun untuk perencanaan dan hasil pelaksanaan pekerjaannya kita proses dulu,” sebut Imron, singkat.
Selanjutnya, setelah lebih kurang menghabiskan waktu sekitar 2 jam melakukan pemeriksaan rombongan Tim independen UNSRI yang berjumlah 6 orang ini kemudian pergi meninggalkan lokasi bangunan gedung PTM II bersama pihak Inspektorat dan Bappeda kota Prabumulih.
“Pemeriksaan yang dilakukan Tim Independen dari UNSRI ini, hanya untuk mengetahui laiak atau tidak jika segera difungsikan,” tandas Kepala Inspektorat kota Prabumulih, Yosef yang juga ikut mendampingi rombongan Tim Independen dari UNSRI tersebut. (Red)
“Kita hanya diminta untuk melakukan pengecekan fisik dan struktur bangunan gedung sudah laiak atau belum untuk difungsikan. Terutama soal kekuatan pondasi tiang utama gedungnya,” jelas Helmi, ketika dibincangi di sela-sela melakukan pemeriksaan struktur bangunan gedung PTM II Prabumulih.
Dikatakan Helmi, untuk mengetahui kelaikan gedung pihaknya masih perlu melihat data gambar struktur bangunan dan data perencanaan pelaksanaan gedung PTM II.
“Seperti untuk mengetahui data sondir, yakni mengetahui ketahanan dan kekerasan tanah serta apakah pada pelaksanaannya memakai struktur data setempat, data dangkal, dan data dalam. Disitu nanti ketahuannya,” tandas Helmi.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ada beberapa tahap pemeriksaan yang dilakukan pada pembangunan gedung PTM II yang dikerjakan selama sekitar 2 tahun sejak tahun 2016 lalu, salah satunya material kerangka besi yang digunakan pada pondasi tiang utama gedung, pada saat pelaksaan.
“Dan itu kita masih menunggu gambar dan data spek gedung, supaya sinkron. Ya jika datanya sudah ada, mungkin sekitar 2 minggu dan atau paling lambat 1 bulan untuk mengetahui hasil pembangunan gedung laiak atau tidak. Kalu sekarang belum bisa kita simpulkan,” tegas Helmi
Sementara itu, Imron salah satu anggota tim yang lainnya menyebutkan bahwa secara struktur dan design bangunan gedung PTM II yang sebelumnya sempat dihebohkan dengan hilangnya ratusan pintu rolling door lapak toko dan belasan penutup siring drainase (parit) samping gedung, sudah cukup.
“Secara kasat mata, struktur dan design bangunan gedung sudah cukup. Namun untuk perencanaan dan hasil pelaksanaan pekerjaannya kita proses dulu,” sebut Imron, singkat.
Selanjutnya, setelah lebih kurang menghabiskan waktu sekitar 2 jam melakukan pemeriksaan rombongan Tim independen UNSRI yang berjumlah 6 orang ini kemudian pergi meninggalkan lokasi bangunan gedung PTM II bersama pihak Inspektorat dan Bappeda kota Prabumulih.
“Pemeriksaan yang dilakukan Tim Independen dari UNSRI ini, hanya untuk mengetahui laiak atau tidak jika segera difungsikan,” tandas Kepala Inspektorat kota Prabumulih, Yosef yang juga ikut mendampingi rombongan Tim Independen dari UNSRI tersebut. (Red)
0 Komentar